Selasa, 24 September 2013

Pabrik Prodksi Mebel Ludes Terbakar, Kerugian Hingga Miliaran Rupiah !



Berikut ini adalah berita terbakarnya Pabrik mebel ( Furniture Antik ) yang berada di kota kendal jawa tengah. Berita ini di kutip dari salah satu media online yang terkenal dan terpercaya.

Meja kursi pabrik mebel di Desa Pegandon Kendal, Jawa Tengah, Rabu (2013/09/04) habis terbakar menjelang waktu pagi ini. Sahid pabrik milik, diduga dibakar sejak sirkuit kasar.

Meskipun pada tangan adalah korban penolakan dalam api, tapi istirahat yang disebabkan oleh api, diperkirakan pada miliaran dolar.

Menurut saksi mata, Kiswanto (30) mengisi yang berlaku di pabrik mebel jepara dan tidur di lantai tiga dari kebingungan pabrik, ia tiba-tiba mendengar jeritan mengisi sejak terbakar deposito.

Lalu ia dan tangan lanjut saja bangun, dan berlari memveto untuk menyelamatkan diri. "Api dengan cepat berkembang. Aku dan rekan-rekanku tunggal dapat menyelamatkan diri. Tapi barang-barang lainnya, serta pakaian habis terbakar," kata Kiswanto.

Kiswanto menjelaskan, kebakaran terjadi pada diveto sekitar 1:30 di pagi hari. Kiswanto dengan rekan-rekannya menunda malam, karena di tangan adalah hobi penolakan. Semua pabrik mesin adalah mematikan sejak sore.

"Kami digunakan untuk melakukan di pagi hari dan menutup sebelum malam tiba," tambahnya.

Warga yang pepatah api, dalam kenyataannya berusaha memadamkan api dengan peralatan seadanya.

Namun, karena angin bertiup cukup menuntut, api tidak dapat diatasi. Dua mobil pemadam kebakaran dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) adalah munculnya juga, tidak bisa memadamkan api.

Sampai pagi ini, pejabat api dengan warga, masih menempatkan memveto sisa api, agar tidak memperluas ke rumah.

Kasi dan Kesiapsiagaan Bencana BPBD Kendal, Endro Kunarno, mengaku menimbulkan laporan diakui dari kebakaran di Pegandon. "Kami memecahkan tidak tahu kerugian yang disebabkan oleh api. Tapi aku sudah tahu untuk memfasilitasi di tangan adalah pabrik terbakar. Kami masih mendorong kami jalankan," kata Endro.

Rewrite by:
Armando Manabu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar